SENI KRIYA
Kriya
adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi
dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs
Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian
menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan
sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni.
Seni
kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman
kerajaan di Jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan. Seni
kriya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat elit sedangkan
kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni
masyarakat yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang
sebagai seni yang unik dan berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang
tinggi, sedangkan kerajinan dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas.
Bedakan pembuatan keris dengan pisau baik proses, bahan, atau
kemampuan pembuatnya.
Kriya
bisa "meminjam" banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti cara
mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan
tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim
terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering
mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara
individu oleh seorang perupa Kriya bisa berbentuk karya dari tanah,
batu, kain, logam ataupun kayu.
A. UNSUR KARYA SENI KRIYA
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Utility atau aspek kegunaan
Ø Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Ø Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
Ø Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.
A. UNSUR KARYA SENI KRIYA
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Utility atau aspek kegunaan
Ø Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Ø Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
Ø Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.
B. JENIS - JENIS SENI KRIYA
1. Seni kerajinan kulit,
adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah
dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu,
wayang dan lain-lain.
>> contoh seni kerajinan kulit yang terbuat dari kulit telur
2. Seni kerajinan logam,
ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu,
emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem
cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya
pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.
>> contoh hasil kerajian logam tembaga dan kuningan khas Cepego
3. Seni ukir kayu,
yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah:
kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel,
relief dan lain-lain.
>> contoh seni kerajinan ukir kayu relief dari Jepara
>> contoh seni kerajinan ukir kayu relief dari Jepara
4. Seni kerajinan anyaman,
kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar,
daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya:
topi, tas, keranjang dan lain-lain.
>> seni kerajinan anyaman daun pandan
5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis (casting) atau teknik cetak (printing). Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.
>> contoh seni kerajianan batik Kebumen
6. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain.
>> contoh hasil kerajinan keramik Vas Shobido Koi
C. FUNGSI DAN TUJAN SENI KRIYA
1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
2. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan.
D. CONTOH TOKOH DALAM SENI KRIYA
a) Patung
1. Dolorosa Sinaga (lahir di Sibolga, Sumatera Utara; 31 Oktober 1953) seorang pematung Indonesia. Karyanya banyak menampilkan keimanan, krisis, solidaritas, multikulturalisme, dan perjuangan wanita.
Karyanya
cenderung memperlihatkan emosi tinggi yang khas, kebanyakan berwarna
hijau dan memiliki bentuk sederhana. Kebanyakan figur berbentuk wanita.
>> hasil karya Dolorosa Sinaga yang berjudul " Lapindo Brantas "
2. I Nyoman Nuarta
Nyoman Nuarta adalah pematung Indonesia dan salah satu pelopor gerakan seni rupa baru (1976). Ia lahir di Tabanan Bali pada tanggal 14 November 1951. Nyoman Nuarta mendapatkan gelarnya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini Nyoman Nuarta menetap di Bandung.
>> hasil karya I Nyoman Nuarta yaitu patung wisnu yang ada di Bali
b. Wayang
1. Sagio
Sagio mengelola tempat pembuatan wayang di Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Seorang masterpiece yang selama lebih dari 30 tahun bertekun dalam pembuatan wayang. Proses belajarnya dari sang ayah (Jaya Perwita) dan seorang pembuat wayang senior Kraton Yogyakarta (MB Prayitno) membuatnya mampu mengenal karakter setiap tokoh wayang. Pengetahuan mendalam yang berpadu dengan semangat cinta wayang yang telah tumbuh sejak usia 11 tahun membuatnya mampu menghasilkan wayang dengan kualitas ultra.
c. batik
1. Iwan Tirta
d. kerajinan anyaman
1. I Gusti Putu Geria adlah seorang ahli pembuat anyaman bambu, rotan, dan daun lontar. beliau telah bertahun-tahun menggeluti dunia kerjianan anyaman ini. sehingga karyanya sudah sangat terkenal di Indonesia. meskipun beliau belajar seni menganyam secara otodidak, namun karyanya sangat bersaing dengan pengrajin lainnya. ciri khas karya beliau yang merupakan keunggulan dari karya beliau adalah penggunaan warna cokelat gelap (dark mahagony) yang memberikan kesan natural, antik dan anggun menambah kecantikan dan keindahan berbagai produk kerajinan anyaman itu. hasil anyaman karya beliau telah diekspor ke berbagai negara seerti Jepang, Amerika Serikat, dan Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar